Minggu, 12 Desember 2010

KESEHATAN MENTAL MENURUT ISLAM




Gerakan psikologi islam bermula dari Association of muslim social Scientists (Perhimpunan Ahli-ahli Sains Sosial Muslim ) yang sebenarnya gerak kerjanya di bidang sains sosial seperti ekonomi, sosiologi, antropologi, sejarah, geografi, psikologi dan lain-lain. Pada mulanya dalam seminar-seminar yang mereka adakan setiap tahun terutama dalam bidang psikologi, hanyalah berisi semacam reaksi terhadap berbagai aliran dalam psikologi mutakhir, dalam bidang kesehatan mental, kajian mengenai nilai, konseling dan pengobatan jiwa (psychotherapy), psikolinguistik, perubahan social, model pelayanan kesehatan mental, dan lain-lain. Kemudian pada tahun1978 Universitas Riyadh, Saudi Arabia menganjurkan seminar internasional meneliti berbagai aspek psikologi dan kaitannya dengan islam, dan telah dikemukakan sebagai model teoritis dan praktis.
Setelah itu muncul berbagai buku dan karangan yang berusaha mengungkapkan kembali sumbangan ahli-ahli fikir islam dalam bidang psikologi dan mengkritik asumsi-asumsi yang menjadi dasar teori psikologi yang kita pelajari dari barat mterutama teori-teori psikoanalisa, behaviorisme, dan humanistik. Diantara pengarang-pengarang tersebut antara lain adalah :
  1. Malik Badri (1975, 1979)
  2. Al Syarqawi (1976)
  3. Hasan Langgulung (1979, 1981)
Kritik-kritik yang diberikan pada aliran-aliran psikologi barat yang dibawa oleh psikoanalisa, behaviorisme, dan humanistik berdasarkan pada hal-hal berikut :
  1. semua mazab psikologi barat yang kita pelajari tidak mengkaji jiwa tetapi tingkah laku. Apakah jiwa ada atau tidak, apa dia, bagaimana bentuknya, dari mana asalnya tidak menjadi tumpuan perhatian psikologi barat. Padahal psikologi berasal dari psyche: jiwa, dan logos: ilmu. Karena itu psikologi sampai sekarang dalam bahasa Arab masih disebut sebagai “ilmu nafs” yang berarti ilmu jiwa.
  2.  kritikan kedua mengenai sifat-sifat asal manusia (human nature). Gordon Allport menggambarkan tentang konsepsi manusia yang masing-masing diwakili oleh tiga aliran dalam psikologi yaitu:
-       Teori psikoanalisa, menganggap manusia sebagai mahluk yang bertindak karena adanya kebutuhan-kebutuhan asalnya. Tokohnya adalah Sigmund Freud. Keadaan masa depan manusia dipengaruhi oleh masa lalunya dan teori ini seolah-olah berpendapat bahwa nasib manusia saat ini tidak dapat diubah lagi karena masa lalunya telah membentuk seseorang saat ini. sedangkan waktu tidak bisa diputar ulang seperti kaset.
-       Teori dengan pendekatan saintifik, berpendapat bahwa manusia tunduk berdasarkan hukum stimulus (rangsang) dan respon (S – R). menurut teori ini manusia adalah mahluk yang reaktif, mekanistik, determinis yang hanya bergerak bila direspon. Teori ini dipopulerkan oleh J.B. Watson dan B.F. Skinner. Menurut teori ini manusia tidak memiliki kebebasan karena segala yang dilakukan oleh menusia adalah bentuk respon terhadap suatu rangsang atau stimulus.
-       Teori humanistik berpendapat bahwa manusia dalam proses untuk wujud (becoming). Manusia bersifat personal, sadar, berorientasi ke masa depan dan menguasai tingkah laku dan nasibnya. Disisni manusia memiliki kebebasan, malah kebebasan itulah tujuan hidupnya, tanpa kebebasan itu dia bukan manusia.
Pertanyaanya kenapa masing-masing ahli memiliki pendapat yang berbeda bahkan cenderung berlawanan. Teori yang satu dapat mematahkan teori yang lain. Hal itu karena tori itu merupakan hasil fikiran subjektif dari seseorang pemikir, yang dipengaruhi oleh sejumlah factor, factor budaya mungkin memegang peranan utama dalam membentuk hasil pemikiran ini. itulah sebabnya teor-teori dalam psikologi berbeda.
  1. selanjutnya mengenai kriteria yang digunakan untuk menentukan seseorang sehat dari segi mental. Dalam teori barat istilah normal dan sehat dalam konteks mental, disamakan. Artinya setiap tingkah laku yang normal dikatakan sehat sedangkan yang tidak normal tidak sehat. Padahal tidak seperti itu. tingkah laku yang normal adalah gejala kesehatan mental yang wajar, bukan kesehatan mental yang wajar itu sendiri. Kesehatan mental adalah keadaan mental secara umum, sedangkan tingkahlaku yang normal adalah yang menunjukkan adanya kesehatan yangwajar pada seseorang.

Sifat-sifat alamiah manusia dalam islam.
            Untuk menguraikan kesehatan mental dalam konteks islam, maka perlu kita ketahui sifat-sifat asal manusia menurut islam, yaitu:
1.    Maksud dan tujuan diciptakan alam semesta termasuk jin dan manusia. (Qs.51:56, dll).
2.    sifat-sifat Tuhan yang ada pada manusia. (Qs.15:29)
3.    hal-hal yang berkenaan dengan amanah dan kilafah manusia diatas bumi. Amanah meliputi 2 yaitu:
-       kesanggupan manusia mengembangkan sifat-sifat Tuhan pada dirinya.
-       Berkenaan dengan cara pengurusan sumber daya yang ada di bumi
4.    perjanjian (mithaq) antara manusia dan Tuhan.
Berdasarkan sifat alamiah manusia diatas, jadi konsep dasar tentang manusia yang berkaitan dengan kesehatan mental menurut adalah sebagai berikut:
1.    manusia terdiri dari ruh dan badan, dan ruh itulah yang asal sedangkan badan adalah alat.
2.    ruh itu dari Allah, sifat-sifat Allah yang ada dalam asmaul husna melekat pada ruh tersebut meski dalam keadaan relatif dan terbatas.
3.    potensi dasar manusia adalah asmaul husna mengembangkan potensi-potensi tersebut adalah Ibadah.
4.    Ibadah dalam arti yang luas adalah tujuan diciptakannya jin dan manusia (dalam psikologi modern disebut Basic motivation) yang mendorong segala tingkah lakunya.
5.    keselamatan manusia di dunia dan di akhirat tergantung pada Ibadah ini. Untuk keselamatan ruh diperlukan amal Ibadah (devotional acts), sedang untuk keselamatan jasmani individu dan kolektif diperlukan amal muamalat (man directed acts).
6.    setiap manusia telah mengadakan perjanjian dengan Allah (mithaq) yang menerima-Nya sebagai penguasa dan pencipta.
7.    dalam keadaan lalai atau tergoda manusia melupakan al asma al husna yang merupakan potensi bawaannya, dan mithaq yaitu perjajian manusia dengan Allah.
8.    para Rasul diutus untuk memperingatkan manusia agar tidak lupa terhadap al asma al husna dan mithaq, dari mulai nabi Adam hingga nabi Muhammad.
Penyakit-penyakit mental dalam psikologi Islam.
            Para pemikir islam mengemukakan beberapa penyakit mental yaitu:
  1. riya’ yaitu bertingkah laku karena motiv ingin dipuji atau diperhatikan orang lain.(Qs.An nisa:142, Qs.At taubah:67)
  2.  hasad dan dengki atau iri hati yaitu tidak suka pada kebahagiaan orang lain. (Qs.An nisa:54, Qs.Al Falaz:1-5)
  3. rakus yaitu hasrat yang berlebih-lebihan dalam makan.
  4. waswas. Para pemikir islam berpendapat bahwa waswas merupakan bisikan hati, akan cita-cita dan angan-angannya dalam nafsu dan kelezatan.
  5. bicara berlebih-lebihan. Jika seseorang menyukai bicara yang berlebihan maka dia akan lebih banyak berbohong.
  6. melaknati orang yaitu menyumpahi atau mendoakan hal-hal yang buruk untuk orang lain.
  7. ingkar janji. Jika janji itu diingkari karena nafsu bukan karena hal-hal yang mendesak.
  8. berbohong.
  9. mengadukan orang lain (naminah) yaitu menyampaikan hal-hal yang tidak disukai oleh orang yang bersangkutan.
  10. membicarakan kejelekan orang lain di belakang orang tersebut (ghibah).
  11. sangat marah (syiddat alghadab).
  12. cinta dunia (hubb ad dunya).
  13. cinta harta (hub al-mal).
  14. kebakhilan yaitu pelit atau menyembunyikan dan menumpuk harta.
  15. cinta pada kedudukan atau pangkat (hubb al-jah).
  16. kesombongan (kibr) atau bangga (ujub).
Istilah kesehatan mental dalam Al quran dan Hadits digunakan dengan berbagai kata antara lain najat (keselamatan), fawz (keberuntungan), falah (kemakmuran), dan sa’adah (kebahagiaan). Bentuk kesehatan mental meliputi:
  1. yang berlaku di dunia yaitu keselamatan dari hal-hal yang mengancam kehidupan dunia.
  2. yang berlaku dalam kehidupan akhirat yaitu selamat dari celaka dan siksaan di akhirat termasuk menerima ganjaran dan kebahagiaan dalam berbagai bentuk.
Menurut Al quran hal-hal yang mengancam kebahagiaan manusia itu bersumber dari sifat pelupa manusia. Untuk itu diperlukan:
  1. perwujudan potensi-potensi intelektual manusia.
  2. kerelaan pada diri.
  3. aspek spiritiual manusia dan pendidikan.
Orang yang mempunyai mental yang sehat menurut Al Ghazali digambarkan dalam konsep insan kamil (manusia paripurna/sempurna). Insan kamil dalam konsep psikologi modern yaitu bisa berlaku di dunia ini artinya untuk sampai pada kedudukan insan kamil manusia melalui perubahan kualitatif sehingga ia mendekati (qurb) Allah dan menyerupai malaikat. Dari konsep insan kamil dapat kita tarik kesimpulan bahwa orang yang sehat mental (insan kamil) diantaranya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.    motif utama setiap tindakannya adalah beribadah kepada Allah.
2.    senantiasa berdzikir (mengingat Allah) dalam menghadapi segala permasalahan.
3.    beramal dengan ilmu.
Demikian yang saya tangkap dan saya pahami tentang konsep kesehatan mental menurut islam.





DAFTAR PUSTAKA
-       Langgulung, H.1986. Teori-teori kesehatan mental.Jakarta: Eadar Jaya Offset.
-       Hawari, D.1996. Al Quran ilmu kedokteran dan kesehatan jiwa. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.
-       Darajat, Z.1990. Ilmu jiwa Agama. Jakarta: PT Bulan Bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar